IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap :
Nahdliatul Latifah
Nama Panggilan : Nadya
Tempat, Tanggah Lahir : Jember, 6 Desember 1997
Alamat rumah : Jalan Imam Bonjol No. 51 Jember
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Asal Sekolah : MAN 1 Jember
Alamat blog : nahdliablogedu.blogspot.com
Hobi : Baca Novel, jalan-jalan
Kelompok : Tulip (Tulipa
sylvestris)
ABSTRAK
Guru sebagai tenaga professional dibidang
pendidikan, disamping memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual,
juga mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis, terutama kegiatan
mengelola dan melaksanakan interaksi belajar-mengajar. Dalam proses pendidikan
sering kita jumpai kegagalan-kegagalan, hal ini biasanya dikarenakan lemahnya
sistem komunikasi. Untuk itu, pendidik perlu mengembangkan pola komunikasi
efektif dalam proses belajar mengajar. Komunikasi pendidikan yang penulis
maksudkan adalah hubungan atau interaksi antara pendidik dengan peserta didik
pada saat proses belajar mengajar berlangsung atau dengan istilah lain hubungan
aktif antara pendidik dengan peserta didik.
Kata Kunci: Komunikasi, Proses Belajar Mengajar
PENDAHULUAN
Interaksi akan selalu berkaitan
dengan istilah komunikasi. Dalam proses komunikasi, dikenal adanya komunikan
dan komunikator. Hubungan itu menginformasikan sesuatu yang dikenal dengan
istilah pesan (message). Salah satu unsur-unsur yang terlibat dalam komunikasi
adalah hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain.
Kegiatan komunikasi bagi diri
manusia, merupakan bagian yang hakiki dalam kehidupannya. Dinamika kehidupan
masyarakat akan senantiasa bersumber dari kegiatan komunikasi dan interaksi
dalam hubungannya dengan pihak lain dan kelompok. Bahkan dapat dikatakan
melalui komunikasi akan terjaminlah kelanjutan hidup masyarakat dan terjamin
pula kehidupan manusia.
Kalau dihubungkan dengan istilah
interaksi edukatif sebenarnya komunikasi timbal balik antara pihak yang satu
dengan pihak yang lain. Tujuannya untuk mencapai pengertian bersama yang
kemudian tujuan (dalam kegiatan belajar berarti mencapai tujuan belajar). Memang
dalam komunikasi “sekedarnya”, mungkin tidak terencana sehingga tidak terarah. Hal
itu sulit dikatakan sebagai interaksi edukatif.
Kalau demikian apa yang dimaksud
dengan interaksi edukatif itu? Interaksi
dikatakan sebagai interaksi edukatif apabila secara sadar mempunyai tujuan
mendidik untuk mengarahkan anak didik ke arah kedewasaannya. Jadi dalam hal ini
yang penting bukan bentuk interaksinya, tetapi yang pokok adalam maksud atau tujuan
berlangsungnya interaksi itu.
Keterampilan komunikasi yang efektif
dalam mengajar dapat dicapai dengan memerhatikan beberapa hal yaitu ketegasan
yang konstruktif, repons yang empati, dan pemecahan masalah. Namun saat ini
tidak sedikit guru yang belum mampu menciptakan komunikasi yang efektif
terhadap muridnya.
Komunikasi Efektif dalam Proses Belajar Mengajar
Dalam
dunia pendidikan, unsur utamanya adalah pendidik dan peserta didik. Sebagai
seorang pendidik, komunikasi yang baik merupakan keterampilan yang tidak semua
orang miliki. Seorang pendidik sebut saja guru tidak hanya pandai dalam hal
kognitif tetapi juga harus memiliki keahlian psikomotorik. Karena tantangan
seorang guru adalah bagaimana caranya membuat peserta didik mampu memahami apa
yang disampaikan. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan kualitas mengajar
khususnya berkaitan dengan respons yang diberikan kepada murid.
Guru diharapkan
mampu memiliki keterampilan menciptakan iklim komunikasi yang kondusif sehingga
murid dapat berpartisipasi secara aktif untuk mengeluarkan pendapat serta
mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Keterampilan komunikasi yang efektif
dalam mengajar dapat dicapai dengan memerhatikan beberapa hal yaitu ketegasan
yang konstruktif, repons yang empati, dan pemecahan masalah.
Ketegasan
berasal dari kata tegas yang memiliki persamaan dengan asertif. Barnette (2000)
menyatakan bahwa asertif adalah kemampuan seseorang untuk menyatakan secara
terus terang dan jelas mengenai pendapat, perasaan, keinginan, sikap serta
sesuatu yang menjadi hak-haknya tanpa mengganggu kepentingan orang lain. Dengan
memiliki sikap asertif atau tegas, guru dapat menjalankan proses pembelajaran
lebih baik. Sebab sikap tegas akan menumbuhkan rasa percaya diri terhadap
penampilan guru itu sendiri.
Terkadang
seorang murid melakukan tindakan yang dapat mengacaukan suasana kelas. Hal itu
dapat mempersulit guru dalam melakukan komunikasi terhadap murid. Menyatakan
masalah dengan baik dan memberikan penjelasan mengenai efek yang akan
ditimbulkan dapat membantu murid
menyadari kesalahannya. Prinsip yang harus diperhatikan guru saat memberi
peringatan ialah tidak melebih-lebihkan perilaku murid. Guru juga pantang
memberi komentar yang bersifat menuduh, kasar, atau mengatakan bahwa perbuatan
tersebut ceroboh. Komentar semacam itu dapat memicu respon yang tidak
menyenangkan. Dampak selanjutnya akan lebih buruk yaitu murid tidak akan
menggubris kata-kata guru.
Bahasa
tubuh yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan kontak mata. Tatapan dengan
penuh keseriusan tanpa ada rasa marah lebih intensif dilakukan daripada melalui
ucapan. Dengan kontak mata, komunikasi hanya diketahui oleh murid yang dimaksud
tanpa mengganggu teman-temannya. Selain itu,
sikap tenang juga perlu dimiliki oleh seorang guru dalam menyelesaikan masalah
dengan muridnya.
Ketegasan
mengharuskan guru agar tidak terpancing menerima pembenaran dan perilaku tidak
pantas anak didiknya. Saat murid tidak menjalankan prosedur serta menolak
menaati peraturan yang ada, dalam situasi ini tidak ada toleransi. Guru harus
mendidik murid untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dalam upaya
menjalankan perilaku yang pantas, seorang guru tidak harus menggunakan cara
komunikasi yang penuh ketegangan. Namun guru juga dapat memberi pemahaman
diselingi dengan humor segar atau gurauan yang mencairkan suasana (tetapi tidak
berlebihan). Sehingga murid tidak canggung dan dapat menjalankan apa yang
diharapkan oleh sang guru.
Hal yang sangat penting guna
mencapai komunikasi yang efektif adalah bagaimana seorang guru berbicara dengan
santun di hadapan peserta didiknya. Bahasa santun dengan nada yang baik dapat
memudahkan murid dalam memahami sesuatu.
Walaupun bahasa yang digunakan santun tapi sarat akan makna.
KESIMPULAN
Sebagai makhluk sosial, interaksi
dengan orang lain sangat dibutuhkan khususnya interaksi edukatif. Karena seorang
siswa bertindak sebagai sasaran pendidikan, maka diperlukan sikap aktif guru
untuk memulai interaksi. Seorang guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi
yang baik kepada siswanya. Kemampuan itu meliputi ketegasan yang konstruktif,
respon yang empati, dan pemecahan masalah. Hal itu dapat mewujudkan komunikasi
atau interaksi yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Setyanto, N.
Ardi. 2014. Panduan Sukses Komunikasi Belajar-Mengajar. Jogjakarta: Diva
Press
Sudirman. 1994. Interaksi dan
Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Grafindo Persada
Semoga bermanfaat ...
Mahasiswi di Universitas Jember (FKIP Biologi)