Rabu, 21 September 2016

It's Me


IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap                       : Nahdliatul Latifah
Nama Panggilan                   : Nadya
Tempat, Tanggah Lahir   : Jember, 6 Desember 1997
Alamat rumah                       : Jalan Imam Bonjol No. 51 Jember
Agama                                   : Islam
Jenis Kelamin                        : Perempuan
Asal Sekolah                                 : MAN 1 Jember
Alamat blog                             : nahdliablogedu.blogspot.com
Hobi                                               : Baca Novel, jalan-jalan
Kelompok                                 : Tulip (Tulipa sylvestris)


ABSTRAK

Guru sebagai tenaga professional dibidang pendidikan, disamping memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, juga mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis, terutama kegiatan mengelola dan melaksanakan interaksi belajar-mengajar. Dalam proses pendidikan sering kita jumpai kegagalan-kegagalan, hal ini biasanya dikarenakan lemahnya sistem komunikasi. Untuk itu, pendidik perlu mengembangkan pola komunikasi efektif dalam proses belajar mengajar. Komunikasi pendidikan yang penulis maksudkan adalah hubungan atau interaksi antara pendidik dengan peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangsung atau dengan istilah lain hubungan aktif antara pendidik dengan peserta didik.
Kata Kunci: Komunikasi, Proses Belajar Mengajar


PENDAHULUAN

Interaksi akan selalu berkaitan dengan istilah komunikasi. Dalam proses komunikasi, dikenal adanya komunikan dan komunikator. Hubungan itu menginformasikan sesuatu yang dikenal dengan istilah pesan (message). Salah satu unsur-unsur yang terlibat dalam komunikasi adalah hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain.
Kegiatan komunikasi bagi diri manusia, merupakan bagian yang hakiki dalam kehidupannya. Dinamika kehidupan masyarakat akan senantiasa bersumber dari kegiatan komunikasi dan interaksi dalam hubungannya dengan pihak lain dan kelompok. Bahkan dapat dikatakan melalui komunikasi akan terjaminlah kelanjutan hidup masyarakat dan terjamin pula kehidupan manusia.
Kalau dihubungkan dengan istilah interaksi edukatif sebenarnya komunikasi timbal balik antara pihak yang satu dengan pihak yang lain. Tujuannya untuk mencapai pengertian bersama yang kemudian tujuan (dalam kegiatan belajar berarti mencapai tujuan belajar). Memang dalam komunikasi “sekedarnya”, mungkin tidak terencana sehingga tidak terarah. Hal itu sulit dikatakan sebagai interaksi edukatif.
Kalau demikian apa yang dimaksud dengan interaksi edukatif  itu? Interaksi dikatakan sebagai interaksi edukatif apabila secara sadar mempunyai tujuan mendidik untuk mengarahkan anak didik ke arah kedewasaannya. Jadi dalam hal ini yang penting bukan bentuk interaksinya, tetapi yang pokok adalam maksud atau tujuan berlangsungnya interaksi itu.
Keterampilan komunikasi yang efektif dalam mengajar dapat dicapai dengan memerhatikan beberapa hal yaitu ketegasan yang konstruktif, repons yang empati, dan pemecahan masalah. Namun saat ini tidak sedikit guru yang belum mampu menciptakan komunikasi yang efektif terhadap muridnya.


Komunikasi Efektif dalam Proses Belajar Mengajar

            Dalam dunia pendidikan, unsur utamanya adalah pendidik dan peserta didik. Sebagai seorang pendidik, komunikasi yang baik merupakan keterampilan yang tidak semua orang miliki. Seorang pendidik sebut saja guru tidak hanya pandai dalam hal kognitif tetapi juga harus memiliki keahlian psikomotorik. Karena tantangan seorang guru adalah bagaimana caranya membuat peserta didik mampu memahami apa yang disampaikan. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan kualitas mengajar khususnya berkaitan dengan respons yang diberikan kepada murid.
Guru diharapkan mampu memiliki keterampilan menciptakan iklim komunikasi yang kondusif sehingga murid dapat berpartisipasi secara aktif untuk mengeluarkan pendapat serta mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Keterampilan komunikasi yang efektif dalam mengajar dapat dicapai dengan memerhatikan beberapa hal yaitu ketegasan yang konstruktif, repons yang empati, dan pemecahan masalah.
            Ketegasan berasal dari kata tegas yang memiliki persamaan dengan asertif. Barnette (2000) menyatakan bahwa asertif adalah kemampuan seseorang untuk menyatakan secara terus terang dan jelas mengenai pendapat, perasaan, keinginan, sikap serta sesuatu yang menjadi hak-haknya tanpa mengganggu kepentingan orang lain. Dengan memiliki sikap asertif atau tegas, guru dapat menjalankan proses pembelajaran lebih baik. Sebab sikap tegas akan menumbuhkan rasa percaya diri terhadap penampilan guru itu sendiri.
            Terkadang seorang murid melakukan tindakan yang dapat mengacaukan suasana kelas. Hal itu dapat mempersulit guru dalam melakukan komunikasi terhadap murid. Menyatakan masalah dengan baik dan memberikan penjelasan mengenai efek yang akan ditimbulkan  dapat membantu murid menyadari kesalahannya. Prinsip yang harus diperhatikan guru saat memberi peringatan ialah tidak melebih-lebihkan perilaku murid. Guru juga pantang memberi komentar yang bersifat menuduh, kasar, atau mengatakan bahwa perbuatan tersebut ceroboh. Komentar semacam itu dapat memicu respon yang tidak menyenangkan. Dampak selanjutnya akan lebih buruk yaitu murid tidak akan menggubris kata-kata guru.
            Bahasa tubuh yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan kontak mata. Tatapan dengan penuh keseriusan tanpa ada rasa marah lebih intensif dilakukan daripada melalui ucapan. Dengan kontak mata, komunikasi hanya diketahui oleh murid yang dimaksud tanpa mengganggu teman-temannya.  Selain itu, sikap tenang juga perlu dimiliki oleh seorang guru dalam menyelesaikan masalah dengan muridnya.
            Ketegasan mengharuskan guru agar tidak terpancing menerima pembenaran dan perilaku tidak pantas anak didiknya. Saat murid tidak menjalankan prosedur serta menolak menaati peraturan yang ada, dalam situasi ini tidak ada toleransi. Guru harus mendidik murid untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dalam upaya menjalankan perilaku yang pantas, seorang guru tidak harus menggunakan cara komunikasi yang penuh ketegangan. Namun guru juga dapat memberi pemahaman diselingi dengan humor segar atau gurauan yang mencairkan suasana (tetapi tidak berlebihan). Sehingga murid tidak canggung dan dapat menjalankan apa yang diharapkan oleh sang guru.
            Hal yang sangat penting guna mencapai komunikasi yang efektif adalah bagaimana seorang guru berbicara dengan santun di hadapan peserta didiknya. Bahasa santun dengan nada yang baik dapat memudahkan murid dalam memahami sesuatu.  Walaupun bahasa yang digunakan santun tapi sarat akan makna.

KESIMPULAN
            Sebagai makhluk sosial, interaksi dengan orang lain sangat dibutuhkan khususnya interaksi edukatif. Karena seorang siswa bertindak sebagai sasaran pendidikan, maka diperlukan sikap aktif guru untuk memulai interaksi. Seorang guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik kepada siswanya. Kemampuan itu meliputi ketegasan yang konstruktif, respon yang empati, dan pemecahan masalah. Hal itu dapat mewujudkan komunikasi atau interaksi yang efektif.


DAFTAR PUSTAKA
Setyanto, N. Ardi. 2014. Panduan Sukses Komunikasi Belajar-Mengajar. Jogjakarta: Diva Press
            Sudirman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Grafindo Persada


 Semoga bermanfaat ...




Mahasiswi di Universitas Jember (FKIP Biologi)